Senin, 01 Agustus 2011

Hilal Tak Nampak, Puasa Tetap Senin



Tim Badan Hisab dan Rukyat Jawa Tengah yang diketuai Drs H Izzudin MAg memutuskan 1 Ramadan 1432 H jatuh pada Senin Legi 1 Agustus 2011. Meskipun tim hisab rukyah yang dihadiri Kepala Bagian TU Kementrian Agama Wilayah Jateng Drs H Suroso MPd, Badan Pengelola MAJT H Ali Mufiz, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng Drs H Anasom M Hum, Pengadilan Agama Semarang Ansorudin, dan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jateng itu, tidak ada satu pun yang dapat melihat hilal, namun sesuai dengan perhitungan ketinggian hilal, dapat dinyatakan masuk dalam bulan Ramadan.
"Sesuai teori astronomi, ketinggaian hilal dua derajat saja sudah dapat diterima. Berdasarkan perhitungan hilal, tinggi hilal sudah mencapai enam derajat, artinya juga bisa diterima," kata Wakil Ketua Tim Hisab Rukyah Kementrian Agama Wilayah Jawa Tengah, KH Drs Slamet Hambali MSi.
Saat proses melihat hilal hari ini (31/7), pihaknya memperoleh informasi dari Gresik dan Makasar yang melakukan hisab rukyah sudah bisa benar-benar melihat hilal dengan alat teropong dan teodolit.
"Jika salah satu daerah sudah ada yang melihat, itu artinya secara hakiki maupun perhitungan, hilal sudah bisa terlihat," jelas pakar Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang itu, Minggu (31/7).
Umat Islam di Indonesia, kata dia, sudah bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadan, menunaikan sholat sunnah tarawih maupun ibadah-ibadah yang berhubungan dengan amal puasa bulan Ramadan. Tim hisab rukyah tidak bisa melihat hilal karena langit Semarang nampak mendung, sehingga awal tebal menutupi pososi hilal.
Direktur Pengadilan Agama Semarang Hidayatullah menambahkan, meskipun tidak bisa melihat hilal, namun tim hisab rukyah dinilai sudah menjalankan sunah nabi yang menganjurkan untuk melakukan rukyah dahulu sebelum melaksanakan ibadah puasa
Ramadan.
"Ketika beberapa daerah sudah ada yang melihat langsung, kami ikut keputusan rapat isbat kementrian agama pusat," ujarnya.
Sementara itu, Tim Rukyah Fakultas Syariah IAIN Walisongo yang melakukan rukyatul hilal di pantai Marina Semarang, yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Syariah DR Imam Yahya juga tidak berhasil melihat hilal.
Berdasarkan hisab kalender hijriyah yang dilakukan, ketinggian hilal berada di ketinggian -5 derajat  22 menit 21.03 detik di sebelah selatan ufuk matahari.
Sedangkan hilal mar'i berada pada ketinggian 6 derajat 27 menit 42,37 detik. "Azimut hilal diperoleh 282 derajat. Kesepakatan yang dicapai jika posisi hilal di atas 4 derajat. Ini berarti awal ramadhan jatuh pada Senin (1/8),"
jelas Imam Yahya.
Selanjutnya, kata dia, hasil perhitungan itu akan diserahkan pada Kementerian Agama untuk dijadikan pertimbangan dalam sidang isbat. "Kami hanya memberi masukan. Semua keputusan berada di tangan Menteri Agama," tandasnya.
Menurut anggota Tim Hisah Rukyat IAIN Walisongo H Sifaul Anam MH mengatakan, selain awan yang tebal, sinar mataharai juga tidak nampak di garis pantai.
"Apalagi sinar hilal yang hanya 10 persen dari sinar matahari. Udara di Indonesia yang cenderung berair, terkadang menyulitkan untuk melihat hilal," tandasnya.
( Krisnaji Satriawan , Muhammad Syukron / CN32 / JBSM )

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda disini. Terima Kasih